Jejak Rider Kartini Tulungagung Merupakan Project dari Moto Mideo
Community yang Membentuk Team Jurnalis di Sosial Media, dan Berfokus
pada area Pariwisata Tulungagung, Mengapa Jejak Rider Kartini
Tulungagung, Nama ini Muncul Sontak ketika Harapan saya kepada Kakang
Mbakyu Tulungagung Pupus, Sedikit Cerita mengenai Kronologi Terbentuknya
Jejak Rider Kartini, pada suatu hari lampau saya sering berkomunikasi
dengan salah satu Paguyuban Cinta Wisata Tulungagung, disaat itu memang
sering saya bergesekan dengan argumen-argumen yang terkadang tidak masuk
di akal, Hingga suatu ketika saya harus bergesekan keras dengan para
anggota atau admin yang baru-baru di rekrut oleh kawan lama saya, dari
situ saya kenal dengan Kakang Mbakyu Tulungagung, Namun pada saat saya
tanya kepada beberapa warga Tulungagung Kota (Asli) Mereka sama sekali
tidak tahu menahu tentang Pemilihan, Siapa Kandidatnya, Siapa yang
Memilihnya, dan Untuk apa diadakan pemilihanya, Sontak saya kaget mereka
yang notabenya orang asli Tulungagung tidak mengerti event pemilihan
serta siapa yang menjadi kakang mbakyu di tulungagung.
Seketika itu saya memang sengaja update status mengenai Kakang Mbakyu,
dari slentingan-slentingan teman dekat saya berkomentar, kakang mbakyu
kok mek jadi terima tamu... disitulah saya geli dan berusaha mengkorek
informasi tentang Kakang Mbakyu, namun harapan saya pupus ketika saya
berusaha mengkorek apa itu kakang mbakyu, dan hanya satu jawaban yang
saya garis bawahi, bahwa Kakang Mbakyu Tulungagung adalah Duta
Pariwisata dari Tulungagung, Seketika itu saya Browsing di Internet dan
mencari tahu siapa Kakang Mbakyu terpilih, dan Mengejutkan ketika saya
Browse ada salah satu gambar dari adik kelas/ adik tingkat saya di SMK
yang se-Jurusan dan dia sering bergaul dengan saya dulu ketika saya
bekerja di stasiun TV Surabaya, beberapa kali berpapasan dengan diapun
dia tidak seperti biasanya dulu, yang selalu menyapa dan selalu ingin
tahu tentang pengalaman saya di dunia media, dari situ saya mulai
sedikit paham dan menarik kesimpulan (Negatif Thinking Sedikit) Bahwa
semenjak dia terpilih menjadi Kakang Mbakyu dia menjaga jarak dengan
teman-temanya sekalipun (Survey dari teman-teman sekitarnya) dan saat
itu juga saya melotot alias terheran-heran dengan fenomena ini.
Saya Semakin Penasaran dengan apa yang terjadi saat ini, mau berkata
apapun saya tidak ingin ada yang ditutup"i, semakin saya gali semakin
pula saya menaruh rasa penasaran, dan pada kesempatan lain saya
dipertemukan dengan destinasi wisata yang memang baru booming di
Tulungagung, Sebut saja Gunung Budheg, Melalui Sosial Media saya mulai
mengulik kulik tentang kondisi wisata di Tulungagung, saya dipertemukan
dengan orang-orang yang sangat berkompeten dibidang kepariwisataan, dan
dimasa itu juga saya baru mengerti bahwa dunia pariwisata di Tulungagung
sedang carut marut, obyek / potensi tempat wisata tidak dikelola dengan
baik oleh warga sekitar juga Pemerintah.
Sungguh Miris Mendengarnya, dari bertemu dengan orang-orang itulah
argumen saya mulai menguat dan mulai mengerucut kepada Paguyuban Cinta
Wisata Tersebut, opini opini yang dipaparkanyapun tidak sesuai dengan
realitanya, Contoh membuat kegiatan Bersih Hutan Cemara dengan Peserta
Banyak (Kenyataanya Hanya 5-10 orang saja yang ingin ikut dan ahirnya
batal) Kegiatan Lomba Dayung / Jong Buto (Di Cancel gegara perijinan dan
lain lain sebagainya tidak diizinkan oleh pemerintah ataupun seponsor)
dan masih banyak lagi yang tidak sesuai realitanya, Namun ketika saya
melakukan pendekatan khusus saya terheran-heran karena beberapa event
yang coba saya tempeli malah di ajak ricuh di grubnya, dan ketika visi
dan misi saya masuk di grubnya langsung saja dihapus oleh adminya tanpa
pemberitahuan sebelumnya.
Ketika Situasi Semakin Memanas singkat cerita saya update status
disosial media dengan nada lantang saya serukan bahwa ide ide dan
gagasan saya di dunia pariwisata diblokade oleh Komunitas itu, Sontak
saya Mencari admin dari Komunitas itu meski tahu bahwa senior dari
Komunitas itu sudah kenal saya semenjak tahun 2007 lalu, saya geli dan
geram melihat keadaan ini, hingga saya harus mencolek nama Kakang Mbakyu
kembali di Sosial Media, dan Allhamdulillahnya Tuhan Memberi saya jalan
untuk Berkenalan langsung dengan Kakang Mbakyu Tulungagung (Meski hanya
Kakangnya) yang memberi respon di akun Facebook saya, saya sengaja
memancing emosi para pembaca atau subscriber facebook saya, dengan
harapan mereka terbawa emosi dan sampailah kepada yang bersangkutan, dan
allhamdulillah ketika trik saya berhasil Kakang Tulungagung Berusaha
Mengajak Ketemu dan ngobrol Bersama dengan saya secara langsung.
awal chat dengan Kakang Tulungagung Sekaligus Raka Jawa Timur ini saya
sangat berfikiran positif, banyak harapan visi juga misi saya yang akan
saya sharingkan dengan Kakang Tulungagung yang pastinya lebih kompeten
dibidang pariwisata tulungagung - Jawa Timur khususnya, ketika saya
bertemu dan ngobrol langsung dengan beberapa teman saya di Gubug Gunung
Budheg, Sebut saja namanya Cahya Arif (Raka Jawa Timur/Sekaligus Kakang Tulungagung) dipertemuan
sore hingga malam larut tersebut kita bercerita banyak tentang dunia
pariwisata di Tulungagung, Sedikit Kutipan Cerita yang menarik perhatian
saya, ketika Kakang Cahya bercerita pengalamanya mengenai Perjuanganya
melaju ke Raka - Raki Jawa Timur, Singkat kata Kakang cahya Berjuang
sendirian dengan Keahlian yang dia punya dengan keterbatasan dia tetap
maju dan berjuang untuk Tulungagung, Bantuan dari Dinas Terkaitpun tidak
seperti yang diharapkanya, Mereka setengah hati untuk mengantar Cahya
ke ajang yang lebih bergengsi se-Jawa Timur, dan mengenai Wisata karena
Kakang Mbakyu sudah terotomatis menjadi Duta Wisata di Tulungagung,
Cahya dengan segala keterbatasanya mengeksplore Wisata Tulungagung,
terbatas kendaraan, juga alat dokumentasi yang mumpuni untuk mengambil
gambar yang benar-benar indah.
Sesampai Pertemuan itu hati saya tergugah untuk mendukung Kakang Kita
untuk dunia Pariwisata, dan suatu ketika saya ajak Cahya ke Pantai Sine,
yang terkenal dengan Matahari terbitnya, dia mengakui bahwa dia belum
pernah menyaksikan fenomena Matahari terbit di Pantai Sine, dia
bersemangat sekali namun sekali lagi terganjal dengan keterbatasan
kendaraan dia bercerita kepada saya, dan diwaktu itu juga saya bersedia
menjemput Cahya sekalian ingin tahu Rumahnya, Berangkat Sekitar Pukul
03.30 dari Kota bersama teman saya yang hoby fotografi juga, berharap
dengan peralatan mumpuni saya dan teman saya mendapat hasil maksimal dan
pantas untuk disajikan ke wisatawan luar kota maupun dimana dia berada
nantinya, dan sempat terfikir untuk membuatkanya satu halaman (fanspage)
untuk lebih dikenal masyarakat tulungagung, namun sayang beribu sayang,
harapan hanya tinggal harapan, Ketika sampai ditempat saya sedikit
kecewa dengan Cahya, mengapa kecewa.... Sesampai di Pantai Sine Sekitar
Pukul 04.30 saya dan satu teman saya berharap dia punya visi misi
kedepan dengan dukungan saya dan banyak teman saya, akses transportasi
yang pastinya mumpuni dengan komunitas motor, dan dokumentasi yang bagus
dengan teman komunitas fotografi.
dan seketika didalam hati saya tertawa, ketika matahari mulai muncul dia
malah asik dengan ponsel yang dia miliki, dia membuat dan
mendokumentasikanya dengan ponselnya sendiri, dan sontak kami (saya dan
teman saya) juga asik sendiri dengan kamera yang kami bawa, jujur saya
kecewa dengan posisi saat itu, bukan dengan motiv ingin dikenal melalui
Kakang Mbakyu Tulungagung, juga bukan ingin memberi motiv bisnis
kedalamnya, namun saya tergugah untuk membantu Kakang Tulungagung untuk
Berjuang di Tulungagung dengan destinasi Pariwisatanya yang sangat
banyak dan sangat indah, namun sayang beribu sayang potensi pariwisata
ini belum disadari oleh warga juga pemerintah, mungkin dari situ berawal
saya membentuk perjalanan yang saya namakan Jejak Rider Kartini
Tulungagung.
Karena saya aktif dikomunitas Motor, saya ingin menuangkan ide saya
untuk hal positif, dari kejadian itu saya memutar otak untuk berfikir
membuat suatu perjalanan yang benar-benar berarti untuk dunia wisata
Tulungagung, Jejak Rider Kartini Tulungagung merupakan satu Project
untuk Tulungagung yang bergerak didunia kepariwisataan, Tidak Hanya
Mengeksplore Keindahan, Namun Kami yang kami beri nama (Komunitas Moto
Mideo) menjelajahi Daerah Potensi Wisata dengan sekelumit keadaan real
dilapangan, mengupas dilema warga dan pemerintah hingga problem-problem
yang dimiliki daerah tersebut.
Kami tidak mengutamakan Kecantikan Wajah, Kepintaran Berjalan diatas Cat
Walk, juga Pantas disajikan menjadi terima tamu diacara Kota
Tulungagung, namun Kami Bertujuan mengeksplore Sisi lain dan
Menjembatani (Bila kami didukung juga oleh pemerintah) dalam hal
Perjalanan ini, Kami Berharap Perjalanan ini tidak seperti Perjalanan
Touring anak Motor pada umumnya, kami ingin menancapkan jejak yang
benar-benar ada arti didalam perjalanan kami, seketika itu kami berjalan
dengan project destinasi pariwisata yang kami kuasai dahulu mulai dari
pantai sebelah Timur, Molang - Pacar - Lumbung - Kedung Tumpang - Sine -
Ngalur - Sanggar, kami sesuaikan kemampuan kami dengan anggota
rekan-rekan rider kartini di tulungagung, dengan alat seadanya kami
menjalankan perjalanan ini, membiayai diri kita sendiri untuk
akomodasi,transportasi hingga konsumsi.
disela perjalanan kami, banyak sekali yang harus kami hadapi, berbagai
cerca'an hingga pujian yang kami dapat, hingga ada orang yang
berpendapat perjalanan kami dibiayai oleh pemerintah daerah, yang pada
kenyataanya (belum), konflik sosial antar rider kartini (sempat kita
tawarkan juga untuk ikut kedalam perjalanan) dengan tidak mengurangi
rasa hormat kami hanya segelintir orang yang ingin berjuang untuk
tulungagung, bilamana kami belum benar kami selalu senang menerima
kritik, saran atau pembuktian dari tulisan hasil kami observasi, namun
kami tidak ingin Rider Kartini Tullungagung hanya menjadi media
Pencitraan, dimana kita hanya berfoto-foto ria dan memamerkan kepada
orang bahwa kami yang melakukanya, kami ingin siapapun yang menjalankan
project ini satu visi dan misi untuk membangun tulungagung menjadi lebih
baik dan lebih maju, itu saja bukan ingin menjadi media pencitraan.
Mungkin Beberapa Cerita Mengenai Terbentuknya Jejak Rider Kartini
Tulungagung, dan Kami akan Selalu Menerima dengan baik, siapapun yang
ingin bergabung dengan kami, Bisa Langsung ke Basecamp Kami di Gubung
Gunung Budheg atau Kantor Sekretariat Paguyuban Honda Tulungagung.
Karena Komunitas Motor Tidak melulu negatif, Monggo Simak Perjalanan Kami di JEJAK RIDER KARTINI TULUNGAGUNG
0 Komentar
~ Mohon Tinggalkan Komentar Teman-Teman ~
^^^^^Matur Suwun^^^^^^